Sabtu, 07 Februari 2015

contoh cerpen cinta asli

THE WORD "DEAR" LAST

Karya; Nur Syarif
@noeayip

Waktu itu, setiap kenaikan semester di sekolah sebagian siswa tiap kelas di pilah-pilah agar mereka semua saling mengenal. Maklum saja, kelas di sekolah ku hingga empat kelas yang terdiri dari 43 siswa. Pagi itu aku berangkat ke sekolah dengan perasaan tegang karena aku tak terbiasa dengan keadaan ini. Sesampai nya di sekolah, aku berbaris di lapangan untuk pembagian kelas. Setelah itu aku menaiki tangga karena kelas ku berada di lantai empat. Hati ku semakin berdetak kencang ketika aku di pilih sebagai seksi kebersihan bersama seorang wanita yang bernama Riska. Dia manis dan juga menarik. Awal nya aku gagap saat bicara dengan nya tapi itu tak lama karena dia merespon dengan baik. Lama setelah itu aku pun mulai menyayangi nya. Tak tahu kenapa malam itu aku di rumah mengSMS dia dan menyatakan rasa ku ke dia. Tanpa berfikir panjang dia pun menerima ku dengan tulus. Aku pun senang dan tersenyum membaca balasan nya. Tapi seperti hal nya orang lain yang baru menjalani masa pacaran nya. Kita berdua masih malu-malu untuk bicara saat bertemu.

Namun kisah nya tak berjalan seperti yang aku pikirkan. Kita putus di ujung jalan saat bertengkar mengenai suatu masalah di saat liburan semester. Mungkin suatu kebetulan, awalnya aku dan dia di satukan dalam sebuah seksi kebersihan. Di saat berubah struktur kita di pisahkan. Sejak itu aku tak pernah lagi bercengkrama dengan nya. Kabarnya dua minggu setelah aku putus dengan nya. Dia telah mendapatkan pengganti ku. Aku merasa seperti tak bernilai lagi. Tujuh bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa dia telah putus dari pacar nya yang notabene nya teman dekat ku juga. Aku pun segera bertindak, malam itu aku mendapatkan nomor telepon nya dari teman nya. Aku pun mengSMS dia. Aku menanyai kabar nya. Yaa basa-basi gitu deh. Keesokan nya aku pun mulai akrab lagi dengan nya. Entah mengapa aku ingin membuka lembaran yang sama lagi dengan nya dan meneruskan kisah yang sempat terhenti.

Tepat tanggal 27 september 2012 pukul 20:27 dia menerima ku kembali setelah aku meminta nya. Karena aku sudah pernah berpacaran dengan dia sebelum nya jadi aku tidak lagi kaku saat bertemu dengan dia. Aku lewati hari-hari dengan sebuah kesenangan bersama nya meski kadang bianglala tak selalu hadir memberi warna yang membuat mata menikmati nya. Teman-teman pun mendukung ku dengan dia. Di semester 2 ini aku di tunjuk sebagai ketua kelas namun sayang dia tak di jadikan wakil. Meski pun begitu kita tetap satu kelas.

Usia hubungan kita pun sudah mencapai 21 bulan, hebat! ini adalah waktu yang lebih panjang dari sebelum dia. Tragis nya di saat sudah mendekati bulan ke 22 kita bertengkar hebat sehingga menimbulkan reaksi emosi. Aku lupa saat itu mempermasalahkan apa namun aku menjadikan itu semua sebuah ingatan bayang yang aku simpan di ruang hati yang paling jauh sehingga aku dapat menjauhkan nya. Satu hal yang aku ingat dari dia sebelum semua itu terjadi. "Jangan lupa makan ya sayang."

"Luka memang selalu ada. namun ingat, sakit itu hanya sementara tapi bahagia itu untuk selama nya."

Rabu, 04 Februari 2015

contoh cerpen cinta asli


K.I.T.A
karya: Nur Syarif
@noeayip


 Pada masa itu, tuhan mempertemukan kita agar kita saling mengenal antara aku dan kamu. Belum lama kita saling mengenal, tuhan menyatukan kita seperti benih kecil yang tergeletak di atas tanah kemudian tumbuh menjadi sebuah kecamba yang dibantu oleh aliran air dari sekitar kita. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan kita lintasi bersama meski tiupan angin kadang menggoyahkan genggaman cinta kita.

 Lalu kecamba itu tumbuh tinggi menjulang tinggi ke atas menjadi sebuah pohon, mencakar langit dan menyentuh awan putih dan hitam. Pagi kita lewati dengan sebuah mentari yang memberikan sebuah ungkapan namun sulit untuk di jelaskan. Siang kita lintasi dengan tiupan-tiupan angin yang kadang membuat kita hampir tumbang, namun itu bukan halangan bagi kita untuk tetap bertahan demi sebuah keyakinan meski kita tak mengetahui cerita esok hari. Malam menjelang kita nikmati kedipan-kedipan cahaya kecil dan sebuah lingkaran yang bercahaya di balik awan gelap. Udara dingin membuat daun-daun kita berguguran dan melayang terbawa tiupan angin sebelum jatuh di permukaan tanah.

 Semakin tinggi kita semakin menandakan lama nya kita menyatu. Jauh dari sisi ku melintas seorang pria yang tak pernah aku kenal sebelum nya. Ia memperhatikan kita seperti ada sesuatu di dalam benak nya. Kemudian dia pergi dengan raut wajah yang mencurigakan. Aku mempertanyakan nya pada mu namun kau hanya menjawab "gapapa" dengan raut wajah yang membuat ku ragu untuk mempercayai nya. Sejak kejadian itu kita sedikit demi sedikit retak di lapisan bagian luar namun aku tetap bertahan. Daun-daun yang mengibaratkan cinta dan sayang kita lepas dari dahan-dahan kemudian kering dan tak berarti.

 Mentari pagi yang biasa nya memberikan ungkapan kini hanya diam seperti pertanda sesuatu. Awan hitam yang mengelilingi kita menuai butiran-butiran air yang deras membuat daun-daun kita habis di buat nya. Pria yang saat itu menemukan kita datang terburu-buru dengan sebuah kapak di tangan kanan nya. Pria itu tiba-tiba menghantam kapak itu dengan keras ke arah kita yang menimbulkan goresan besar di sisi ku. Pria itu tak henti-henti hingga kita goyah dan akhirnya rubuh dari tanah tempat kita tumbuh bersama. Aku merasakan kesakitan yang tiada henti. Pria itu mulai membelah kita menjadi dua bagian yang memisahkan antara aku dan kamu. Pria itu sempat berfikir dan kebingungan. Tanpa pikir panjang pria itu membawa kamu sambil memegangi mu dengan erat. "Mungkin pria itu akan kembali dan mempertemukan aku dengan dia lagi" pikir ku.

 Waktu terus berjalan hingga tetesan air terhenti dan mengering. Pria itu tak kunjung kembali juga sampai aku lapuk dan rapuh seperti tak berarti lagi. Burung hijau indah tiba-tiba menghampiri ku dan mengatakan bahwa kamu di buat ia menjadi sebuah hiasan yang menemani dia sepanjang waktu. Sesak perasaan ku namun aku tak dapat banyak berbuat "aku mah apah atuh" hanya sebuah potongan pohon yang tak berarti lagi dan mulai tenggelam di hisap oleh tanah. Sebuah keajaiban datang dalam diri ku, mentari tiba-tiba berkata "move on".



        "Tuhan mempertemukan kita, menyatukan kita,                                               
          ☕☕☕dan pada akhirnya Dia memisahkan kita"